Secarik
Kisah Pahlawan Di Secangkir Kopi Aceh
Pernahkah
teman-teman mendengar atau melihat, ataupun pernah merasakan minum kopi dengan
cara gelas di balik di astas piring kecil? Yaa tradisi minum kopi seperti ini
berasal dari pesisir barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yakni
Meulaboh. Masyarakat Aceh lebih mengenal tradisi meminum kopi seperti ini
dengan nama “kupi khop”.
Kupi
Khop sudah melegenda di negeri Serambi Mekkah ini. Berasal dari kisah pahlawan
asal Meulaboh, Teuku Umar. Pada tahun 1899 saat masa kolonial Belanda, nama
Teuku Umar menjadi yang paling dicari karena gempuran dadakan yang ia lancarkan
bersama pasukannya.
Malam
11 Februari 1899 di pesisir Meulaboh, Aceh Barat, Teuku Umar bersabda, “Besok
pagi kita akan minum kopi di kota Meulaboh, atau aku mati syahid.”
Malam
itu, Teukur Umar dengar kabar bahwa kepala pimpinan militer Belanda di Aceh,
Jenderal Van Heutzs, tengah berada di Meulaboh dengan sedikit pengawalan. Suami
Cut Nyak Dien tersebut yakin, satu-satunya cara melemahkan mental pasukan
Belanda adalah dengan menculik Jenderal Van Heutzs. Satu-satunya cara, tak lain
tak bukan, adalah melancarkan gerilya. Pagi itu, mereka akan menculik Van
Heutzs. Namun, rencana ini bocor ke telinga Van Heutzs. Di pantai Ujung Kalak,
pasukan Van Heutzs menembak sembarang dalam kegelapan. Sebelum sempat
melancarkan serangan, Teuku Umar mati tertembus peluru.
Bertahun-tahun
kemudian, ‘Kupi Khop’ merebak di pesisir Aceh Barat. Tidak ada yang tahu persis
bagaimana dan kapan, kelahiran ‘Kupi Khop’ bermula. Konon, kopi yang disajikan
dengan ‘gelas terbalik’ ini terinspirasi dari model topi Teuku Umar. Konon,
gaya penyajian kopi khas Meulaboh ini sudah ada sejak zaman Teuku Umar
bergerilya. Penyajian kopi ini juga dinilai efektif oleh masyarakat setempat,
dengan gelas terbalik, kopi akan tetap tahan panas dan tidak tercampur debu
walau ditinggal melaut.
Gimana
guys semoga artikel di atas bisa menambah pengetahuan kalian tentang kopi…
Sumber (bicarakopi)
0 komentar:
Posting Komentar