Ada Campur Tangan Belanda Dalam Penanaman Kopi Di Indonesia
Pada awal abad
ke-17 Belanda melalui serikat dagangnya yaitu VOC membawa biji kopi untuk di
tanam di Indonesia, yang di dapatkannya dari pedagang Arab di Yaman (pelabuhan
mocha).
Pertama kali kopi ditanam di wilayah Batavia
(Jakarta), yaitu di Jatinegara dan Pondok Kopi (Jakarta Timur) tetapi gagal.
Kemudian Belanda melakukan penanaman kopi di dataran yang lebih tinggi, seperti
Bogor, Sukabumi, dan sebagian wilayah di Tanah Priangan yang hasilnya sangat
memuaskan. Permintaan kopi yang kian meningkat, memaksa Belanda melakukan
ekspansi kembali di wilayah Jawa Tengah, Sulawesi, Bali, dan Sumatra bagian
selatan (Lampung, Bengkulu, Palembang, dan Jambi). Pada akhir abad ke-18 ,kopi
mulai di tanam di sekitar Pegunungan Ijen (Jember dan Banyuwangi), Jawa Timur.
Selanjutnya diikuti wilayah Sumatera Utara dan Dataran Tinggi Gayo (NAD).
Kopi juga mewarnai rentetan peristiwa mencekam pada masa kolonial. Sistem
penyerahan wajib ala Daendels menjadi yang pertama menyengsarakan rakyat
Indonesia. Kemudian, di bawah komando Van Den Bosch yang menggantikan Daendels,
sistem tanam paksa (Cultuur stelsel) semakin menyiksa rakyat. Kesengsaraan
rakyat Indonesia mulai reda ketika tercetusnya Undang-undang Agraria
(Agrarische Wet) yang diusung oleh Conrad Theodore van Deventer.
Dilihat dari kiprahnya, kopi di Indonesia akan membawa kita pada sejarah yang
pahit. Tetapi perjuangan petani pada masa kolonial telah mengantarkan manisnya
kopi menjadi warisan dunia yang dipersembahkan khusus untuk Indonesia.
sumber (bicarakopi)
sumber (bicarakopi)
0 komentar:
Posting Komentar